* perjuangan menuju target *
Saat itu kejenuhan datang dan saya merasa bosan.
Tapi dengan harapan dan semangat yg tingi akhirnya yang di nanti datang juga .
Kami melangkah untuk mencapay suatu target .
Begitu banyak yang kami lalui, sampai nyawapun yang menjadi taruhan .
Namun itu tidak sama sekali mengurangi semangat juang kami .
Kami lalui satu persatu rintangan itu, dengan bekal memohon kepada Alloh dan usaha yang maksimal.
Akhirnya target itu tercapai, dengan rasa lelah pikiran dan tenaga, namun tidak menghambat kami untuk tetap mersenggama, dan beronani dalam wacana dan argumen, sambil lalu menikmati rahmat yang diberikan yang ilahirobbi.
Jarum jampun terus berputar.
Detik demi detik pun berlalu, akhirnya kami Harus mencapai target selanjutnya.
Kami langsung bergegas dan mengucapkan Salam pergerakan Pada sahabat ...
Medan perang sudah berubah, tantanganpun berubah pula .
Namun kami berhasil menaklukkan tantangan itu walau ada beberapa yang harus kita benahi bersama .
Target pun sudah di depan mata, kami pun Terdiam, begitu besarnya tantangan di depan mata, dan kami pun mepersiapkan amunisi untuk menaklukkan tantangan itu .
Dengan penuh perjuangan, kamipun berhasil menaklukkan tantangan itu dan mencapai target terakhir. walau sempat kualahan dan tidak maksimal dalam mencapai target itu .
Waktupun yang memaksa kami untuk berlalu.
Sang mentaripun sudah menyinari semesta ini, kami menatapnya dan kami tidak kuasa menahan energi yang dipancarkan olehnya, kamipun memejamkan mata dan terlelap .
Dan Pada akhirnya kami tenang di dunia yang lain.
Sabtu, 30 November 2013
Selasa, 05 November 2013
motivasi
# kesuksesan #
Kesuksesan bukanlah hadiah, kesuksesan adalah anugrah hidup dari Allah yang harus diperjuangkan penuh keteguhan .
Kesuksesan bukanlah hadiah, kesuksesan adalah anugrah hidup dari Allah yang harus diperjuangkan penuh keteguhan .
Minggu, 03 November 2013
motivasi
Sebenarnya wakt tidakk pernah berjalan lebih cepat ataupun lebih lambat.
Ia berjalan seperti kodratnya.
Cara kita menggunakan Dan mengelolanyalah yang membuat waktu hidup kita terasa berjalan lebih Cepat atau lebih lambat
Ia berjalan seperti kodratnya.
Cara kita menggunakan Dan mengelolanyalah yang membuat waktu hidup kita terasa berjalan lebih Cepat atau lebih lambat
motivasi
# lakukan perubahan #
Tidak butuh banyak orang jika hanya saling tunggu antara satu dengan yang lain .
Cukup dengan satu orang yang mau kerja keras .
Akan saya selesaikan semua persoalan ini .
*ben
Tidak butuh banyak orang jika hanya saling tunggu antara satu dengan yang lain .
Cukup dengan satu orang yang mau kerja keras .
Akan saya selesaikan semua persoalan ini .
*ben
Sabtu, 14 September 2013
TERAPI HUMOR
Saat ini pemberian stimulasi humor
untuk membuat orang lain tertawa, tentunya sangat diperlukan apabila kita
mengingat ada beberapa orang diantara kita tidak dapat tertawa tanpa sebab yang
pasti. Stimulasi humor yang dimaksud dapat diberikan dalam bentuk berbagai
media, seperti VCD, dangdut, komik, sms lucu, dan banyak lagi. Ada banyak
tayangan TV yang dapat memberikan stimuasi humor, seperti Empat Mata yang didalangi oleh Tukul Arwana, dan banyak lagi.
Merupakan serangkaian stimulant yang dapat mengocok perut kita sehingga membuat
kita tertawa sampai terpingkal-pingkal. Setiap tayangan tersebut harus kita
yakini memiliki tujuan yang sama yaitu, membuat orang tertawa terciptanya
kreasi kritis untuk menggunakan media humor sebagai bentuk terapi merupakan hal
yang sangat beralasan. Sekarang kita akan menggali kembali cerita terciptanya
teapi humor modern.
Berbagai penelitian menunjukkat
bahwa humor dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi dalam situasi sulit
atau tegang (filipowicz, 2003) sehingga mampu mengontrol terjadinya konflik
interpersonal. Menemukan humor dalam berbagai situasi dan tertawa lepas dengan
ingkungan sekitar dapat dijadkan sebagai salah satu pemecah terjadinya konflin
interpersonal. Dan mampu menjadikan komunikasi yang lebih baik dan terbuka.
Individuyang
memiliki kepekaan terhadap humor mampu melakukan introspeksi terhadap
perilakunya, dapat berpandangan berbeda, tidak kaku, serta cenderung memandang
cara-cara baru dalam menghadapi masalahnya sehingga dapat melatih diri untuk
mampu berpikir lebih fleksible.
Edelmann (1997) mengungkapkan
dampak negative konflik interpersonal dapat mrnimbulkan stress, menyebabkan
kesulitan berkonsentrasi dan berfikir jernih, serta ketidak mampuan untuk
rileks. Melalui humor, akan mampu mencegah perasaan tres yang diliputi perasaan
amarah dan takut.
Sarlito (Irawati, 2002) mengatakan
bahwa untuk dapat mengamati, merasakan atau mengungkapkan humor individu
dituntut untuk memiliki sense atau
kepekaan. Kepekaan untuk merasakan kelucuan berupa humor disebut sense of humor.
Jumat, 13 September 2013
ILMU ANTROPOLOGI
Golongan Sosial
Konsep ini
dalam buku-buku pelajaran ilmu antropologi atau sosiologi bahasa asing jarang
dipisahkan dari konsep kategori sosial tadi.kedua-duanya biasanya memang
disebut dengan satu istilah yang sama, yaitu social category, dan memang sering juga dianggap sebagai satu
konnsep saja. Namun, ada baiknya bila kita mengadakan pemisahan antara kedua
konsep itu dengan dua istilah berbbeda. Hal ini karena kategori social dan
golongan social mempunyai unsure-unsur perbedaan yang jelas.
Golongan
sosial juga merupakan satu kesatuan manusia yang ditandai oleh cirri tertentu .
dalam masyarakat Indonesia misalnya ada konsep olongan pemuda. Golongan sosial ini terdiri dari manusia yang oleh
pihak luar disatukan berdasarkan atas atas satu ciri yaitu, “sifat muda “. Namun
selain obyektif tersebut , golongan sosial digambarkan oleh umum sebagai suatu
golongan manusia yang penuh, idealisme belum terikat oleh kewajiban-kewajiban
hidup yang membebankan sehingga masih sanggup mengabdi dan berkorban kepada
masyarakat , penuh semangat dan vitalitas, mempunyai daya memperbarui serta
kreativitas yang besar dan sebagainya.
Golongan
sosial yang terpandang dalam suatu masyarakat belum tentu terpandang
dalammasyarakat lain. “ Golongan Pemuda “ yang merupakan golongan sosial yang
sangat terpandang dalam masyarakat Indonesia belum tentu terpandang dalam
masyarakat diluar Indonesia. Contoh : “ Golongan Petani “ yang merupakan suatu
golongan yang terpandang dalam Negara-negara yang ekonominya yang berdasarkan usaha
agraria seperti Indonesia, sama sekali tidak terpandang dalam masyarakat lain
yang berdasarkan industri atau perdagangan .
Golongan
sosial dapat juga timbul karena pandangan negatif dari orang lain dari luar golongan itu .
misalnya: golongan nigro atau blacks dalam Negara amerika serikat, disebabkan
karena cirri ras yang tampak lahir secara mencolok dan membedakan mereka dengan
warga amerika serikat lainnya yang mempunyai ciri-ciri ras kaukasoid. Sebagai suatu
golongan sosial dalam masyarakat Negara amerika serikat mereka tidak mempunyai
adat-istiadat dan system norma khusus dan berbeda dari golongan sosial yang
lain. Kalaupun sifat khusus itu ada, perbedaannya hanyalah bersifat minim dan
disebabkan Karena bayak diantara blacks di
amerika serikat itu termasuk golongan miskin sehingga kekhususan tadi karena
gaya hidup mereka yang miskin. Namun tidak sedikit juga orang blacks disana yang telah menjadi kaya
atau terpelajar, dari adat-istiadat dan system
norma warga Negara amerika serikat ainnya.
Dalam masyarakat masih ada satu
kesatuan manusia yang dapat disebut golongan sosial, yaitu lapisan, atau kelas
sosial. Dalam masyarakat kuno misalnya ada lapisan-lapisan seperti lapisan
bangsawan, lapisan orang biasa, lapisan budak dan sebagainya.sedang dalam
lapisan masa kini ada lapisan petani, lapisan buruh, lapisan pegawai, lapisan
pegawi tinggi, lapisan cendekiawan, lapisan usahawan dan sebagainya.
Walaupun konsep golongan sosial
dapat dibedakan dari kategori sosial melalui tiga syarat pengikat lagi, yaitu system
norma, rasa idetitas sosial, dan kontinitas, namun konsep golongan sosial itu
sama dengan konsep kategori sosial, dan tidak memenuh untuk disebut masyarakat.hal
itu disebabkan karena ada suatu syarat pengikat masyarakat yang tidak ada pada
keduanya, yaitu prasarana khusus untuk melakukan interaksi sosial.
Sabtu, 18 Mei 2013
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
TEORI
DAN METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
A.
Teori-Teori Psikologi Perkembangan
1. Teori
psikodinamika
Unsur-unsur
yang sangat diutamakan dalam teori ini adalahmotivasi, emosi dan aspek-aspek
internal lainnya. Teori ini beranggapan bahwa pengalaman masa kanak-kanak akan
mempengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang ketika dewasa, terutama
bagi yang mengalami trauma.
2. Teori
psikoseksual Freud
Freud
menyatakan bahwa kepribadian manusia memiliki 3 struktur penting, yaitu : id (insting),
ego(rasional), superego (moral). Menurutnya proses perkembangan psikologi
ditandai dengan adanya libido (energi seksual) yang dipusatkan pada
daerah-daerah tubuh tertentu yang berbeda. Freud yakin bahwa perkembangan
manusia melewati 5 tahap perkembangan psikoseksual dimana pada setiap tahap
individu mengalami kenikmatan pada satu bagian tubuh lebih dari pada bagian
tubuh lainnya.
3. Teori
psikososial Erikson
·
Peran atau fungsi ego lebih ditonjolkan,
yang berhubungan dengan tingkah laku nyata.
·
Melalui 8 tahap perkembangan, yaitu :
a) Tahap
kepercayaan dan ketidakpercayaan
b) Tahap
otonomi dengan rasa malu dan ragu
c) Tahap
prakarsa dan rasa bersalah
d) Tahap
kerajinan dan rendah diri
e) Tahap
identitas dan kekacauan identitas
f) Tahap
keintiman dan isolasi
g) Tahap
generatifitas dan stagnasi
h) Tahap
integritas dan keputusasaan
·
Konflik timbul antara ego dan lingkungan
yang disebut konflik social.
4. Teori
kognitif Piaget
Jean piaget
menekankan bahwa anak-anak membangun secara aktif pengetahuannya mengenai
realitas, mereka tidak sekedar menuangkan informasi dari lingkungan ke dalam
pikiran mereka. Piaget percaya bahwa perkembangan pemikiran anak melalui 4
tahap yang masing-masimg tahap merupakan perbaikan dari tahap sebelumnya.
5. Teori
pemrosesan informasi
Para
pakar pemrosesan informasi lebih menekankan pentingnya proses-proses kognitif
seperti persepsi, seleksi perhatian, memori dan strategi kognitif. Teori
pemrosesan informasi didasarkan atas tiga asumsi umum, yaitu :
·
Pikiran dipandang sebagai suatu sistem
penyimpanan dan pengembalian informasi.
·
Individu-individu memproses informasi
dari lingkungan.
·
Terdapat keterbatasan pada kapasitas
untuk memproses informasi dari seorang individu.
6. Teori
kontekstual
Teori
kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk dari transaksi
timbal-balik antara anak dan konteks perkembangan sistem fisik, social,
kultural dan historis dimana interaksi tersebut terjadi.
·
Teori etologis
Pendekatan
etologis difokuskan pada asal-usul evolusi dari tingkah laku yang terjadi dalam
lingkungan alamiah. Para ahli mempercayai bahwa tingkah laku individu
ditentukan oleh turun-temurunnya spesies secara evolusi, serta susunan genetik
individual yang diturunkan oleh orang tua.
·
Teori ekologis
Pendekatan
ekologis Urie Brofenbrenner terhadap perkembangan mengajukan bahwa konteks
dimana berlangsung p[erkembangan individu, baik kognitifnya, maupun partisipasi
aktifnya, merupakan unsur-unsur penting bagi perubahan perkembangan.
Brofenbrenner menggambarkan 4 kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi,
yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, dan makrosistem.
7. Teori
behavior dan belajar sosial
Teori
perilaku dalam psikologi menegaskan bahwa dalam mempelajari individu yang
seharusnya dilakukan oleh para ahli psikologi adalah menguji dan mengamati
perilakunya bukan mengamati kegiatan bagian dalan tubuhnya.
·
Pavlov dan kondisioning klasik
Pavlov
melakukan percobaan pada anjing. Dari percobaannya tersebut, Pavlov mengatakan
bahwa segala tingkah laku manusia juga tidak lain adalah hasil daripada
kondisioning.
·
B.F. skinner dan kondisioning operant
Kondisioning
operant adalah suatu bentuk behaviorisme deskriptif yang berusaha menegakkan
hukum tingkah laku melalui studi mengenai belajar secara operant. Dari
percobaannya menggunakan tikus, Skinner menyatakan bahwa kondisioning operant
melibatkan perilaku yang dikontrol oleh stimulus penguat. Dan tingkah lakulah
yang menimbulkan penguat.
·
Bandura dan teori belajar social
Teori
belajar sosial menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbal balik
yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan.
A. Metode
Penelitian Psikologi Perkembangan
1. Pendekatan
yang umum
·
Cross-sectional
Cross
sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap
subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan
terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan.
·
Longitudinal
Pendekatan
longitudinal dipergunakan untuk memahami perkembangan perilaku dan pribadi
seseorang atau sejumlah kasus tertentu (mengenai satu atau sejumlah aspek
perilaku atau pribadi tertentu) dengan mengikuti proses perkembangan dari satu
titik waktu atau fase tertentu ke titik waktu atau fase yang berikutnya.
·
Sekuensional
Kombinasi
pendekatan kros-sektional dan pendekatan longitudinalinilah yang dinamakan
pendekatan sekuensial. Dalam banyak hal,pendekatan ini mulai dengan studi
kros-sektional yang mencakup individudari usia yang berbeda.
·
Cross-cultural
Pendekatan Cross-Cultural adalah suatu
pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan atau
kebudayaan yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
2. Metode
yang spesifik
·
Observasi
Suatu cara yang dilakukan untuk mengamati semua
tingkah laku yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu
perkembangan tertentu.
a)
Observasi alami : pencatatan mengenai
tingkah laku yang terjadi secara alami/wajar.
b)
Observasi terkontrol : dilakukan jika
tempat anak beradadiubah sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian.
·
Eksperimen
Penelitian
dengan menggunakan/melakukan percobaan pada anak. Namun kita harus
memperhatikan variabel-variabel dengan teliti.
·
Klinis
Penelitian
yang khusus ditujukankepada anak-anak yang belum mampu mengungkapkan isi
pikiran dan perasaan mereka dengan bahasa yang lancer dengan cara
mengamat-amati mengajak bercakap-cakap dan tanya-jawab.
·
Test
Metode yang
digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu pada objeknya. Dalam psikologi
test digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan,minat, sikap, dan hasil
kerja.
MOTIF
MOTIF
Pengertian Motif
Motif
adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan. Misalnya, apabila
seseorang merasa lapar, itu berarti kita membutuhkan atau menginginkan makanan.
Motif menunjuk hubungan sistematik antara suatu respon dengan keadaan dorongan
tertentu. Apabila dorongan dasar itu bersifat bawaan, maka motif itu hasil
proses belajar.
Ada beberapa definisi tentang motif:
1. Gerungan
(1975) :
Motif itu merupakan suatu
pengertian yang melengkapi semua penggerak alasan-alasan atau doronga-dorongan
dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
2. Lindzey, Hall dan Thompson (1975) :
Motif adalah sesuatu yang
menimbulkan tingkah laku.
3. Atkinson (1958) :
Motif sebagai sesuatu disposisi
laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju ke tujuan tertentu, tujuan ini
dapat berupa prestasi, afiliasi ataupun kekuasaan.
4. Sri
Mulyani Martaniah (1982) :
Motif adalah suatu konstruksi yang
potensial dan laten, yang dibentuk oleh pengalamanpengalaman, yang secara
relatif dapat bertahan meskipun kemungkinan berubah masih ada, dan berfungsi
menggerakan serta mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu.
Dari
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu pengertian
yang mencukupi semua penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya
mempunyai motif. Tingkah laku juga disebut tingkah laku secara refleks dan
berlangsung secara otomatis dan mempunyai maksud-maksud tertentu walaupun
maksud itu tidak senantiasa sadar bagi manusia.
Motif-motif
manusia dapat bekerja secara sadar, dan juga secara tidak sadar bagi diri
manusia. Kegiatan kegiatan yang biasa kita lakukan sehari-hari juga mempunyai
motif-motifnya tersendiri. Kita menyetel weker (jam) kita pagi-pagi dengan
motif untuk melakukan sesuatu pekerjaan sebelum kita masuk kantor.
Suatu
contoh: apabila seseorang sedang makan siang dirumah tiba-tiba dengan tidak
berkata apa-apa meletakan sendok-garpunya, lompat dari kursi, dan lari ke
luar,maka sukar sekali tingkah laku ini dipahami apabila kita tidak mengetahui
motif-motifnya untuk berbuat demikian sehingga kita menganggapnya aneh, tidak
sosial, atau apapun. Dalam hal ini mungkin dorongannya adalah bahwa orang
tersebut ketika menengok ke luar jendela melihat seseorang lewat di jalan yang
kemarin membawa lari uang pinjaman yang sangat ia perlukan pada saat itu.
Gardner
Lindzey, calvin S. Hall dan Richard F. Thompson dalam bukunya Psychology (1975,
P. 339) mengklasifikasikan motif ke dalam dua hal yaitu:
1. Drives
(needs)
Drive
adalah yang mendorong untuk bertindak. Drives yang merupakan proses organic
internal disebut drives primer atau drives yang tidak dipelajari. Misalnya:
lapar dan haus. Drives yang lain diperoleh melalui belajar. Misalnya:
persaingan.
2. Incentives.
Incentives
adalah benda atau situasi (keadaan) yang berbeda di dalam lingkungan sekitar
kita yang merangsang tingkah laku. Incentives ini merupakan penyebab individu
untuk bertindak.mAntara drive dan incentives pada dasarnya merupakan dua sisi
dari mata uang logam. Lapar menyebabkan kita bertindak untuk mendapatkan
makanan, dan makanan yang kita dapatkan mengundang kita untuk memakannya. Bila
kita tidak lapar maka makananan tidak memiliki nilai incentives. Tetapi
incentives juga dapat menimbulkan kita untuk bertindak tanpa ada hadirnya
drives. Misalnya: mungkin kita tidak lapar, tetapi melihat mie goreng terhidang
diatas meja merangsang nafsu makan kita. Drives primer memenuhi kebutuhan untuk
kelangsungan hidup dan kesehatan dengan jalan memenuhi kebutuhan psikisnya.
Drives yang dipelajari memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosialnya. Misalnya: kebutuhan untuk ”disetujui”
merupakan drives yang dipelajari karena diperolehnya melalui persetujuan orang
lain, yaitu bisa orang luar, guru atau temannya. Penguat (reinforcer) yang
digunakan untuk timbulnya drives pada seseorang ini adalah incentives.
Incentive ini akan berpengaruh terhadap semangat seseorang untuk bertindak.
Incentif ini dapat positif dapat pula negatif. Incentives yang positif adalah
hadiah. Incentives yang negatif adalah hukuman.
Pengertian Motif Sosial
Setelah
diketahui apakah sebenarnya motif itu, maka berikut ini disajikan beberapa
definisi motif sosial.
1. Lindgren
(1073)
Motif sosial adalah motif yang dipelajari
melalui kontak orang lain dan bahwa lingkungan individu memegang peranan yang
penting.
2. Barkowitz
(1969)
Motif sosial adalah motif yang
mendasari aktivitas individu dalam mereaksi terhadap orang lain.
3. Max
Crimon dan Messick (1976)
Mengatakan bahwa seseorang
menunjukan motif sosial, jika ia dalam membuat pilihan memperhitungkan
akibatnya bagi orang lain.
4. Heckhausen
(1980)
Motif sosial adalah motif yang
menunjukan bahwa tujuan yang ingin dicapai mempunyai interaksi dengan orang
lain.
Dari
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa definisi motif sosial adalah
motif yang timbul untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan
lingkungan sosialnya.
Motif
timbul karena adanya kebutuhan/need. Kebutuhan kebutuhan dapat diartikan sebagai:
1. Satu
kekurangan universal dikalangan umat manusia dan musnah bila kekurangan itu
tidak tercukupi.
2. Satu
kekurangan universal dikalangan umat manusia yang dapat membantu dan membawa
kebahagiaan pada manusia bila kekurangan itu terpenuhi, walaupun hal itu tidaklah
esensiil terhadap kelangsungan hidup manusia.
3. Sebuah
kekurangan yang dapat dipenuhi secara wajar dengan berbagai benda lainnya
apabila ada benda khusus yang diingini tidak dapat diperoleh.
4. Sifat
taraf kebutuhan.
Kebutuhan
(need) dapat dipandang sebagai kekurangan adanya sesuatu, dan ini menuntutt segera
pemenuhannya, untuk segera mendapatkan keseimbangan. Situasi kekurangan ini
berfungsi sebagai suatu kekuatan atau dorongan alasan, yang menyebabkan
seseorang bertindak untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga kalau digambarkan
prosesnya sebagai berikut:
|
|||||||
1. Makan Makan Makan
2. Oksigen Sesak Nafas Bernafas
3. Air Haus Minum
Seperti
telah disebut dimuka, kebutuhan dan motif tidak bisa diamati. Yang menampak
atau yang bisa diamati perilakunya. Dari bentuk-bentuk perbuatan yang serupa
kita simpulkan adanya kebutuhan dari motif itu. Selain pengamatan terhadap
tingkah laku individu ada jalan lain untuk mengetahui atau meyakini adanya
kebutuhan dan motif ialah dengan mengetahui pengalaman pribadi. Misalnya:
seorang perokok pernah mengalami bagaiman kuatnya keinginan untuk mencari rokok
apabila sudah lama tidak merokok, sehingga ia dapat membayangkan apabila hal
tersebut menimpa orang lain.
Wood Worth dan Marquis membedakan motif
atas:
1.
Motif yang tergantung
pada keadaan dalam jasmani.
Motif
ini merupakan kebutuhan organik. Misalnya: makan, minum, dsb.
2.
Motif yang tergantung
hubungan individu dengan lingkungan.
Motif
ini dibedakan menjadi:
a.
Emergency motive / motif
darurat.
Ini
adalah motif yang membutuhkan tindakan segera karena keadaan sekitarnya
menuntut demikian. Misalnya: motif untuk melepaskan diri dari bahaya,
melindungi matanya dan sebagainya.
b.
Objektif motive / motif
objektif
Motif
yang berhubungan langsung dengan lingkungan baik berupa individu maupun benda.
Misalnya: penghargaan, memiliki mobil, memiliki rumah bagus dan sebagainya.
Teevan
dan Smith (1964) menggolongkan motif atau dasar perkembangannya menjadi dua
kelompok yaitu:
1. Motif
Primer, kebutuhan motive (need)
Perilaku Adalah motif yang timbulnya berdasarkan
proses kimiawi fisiologik dan diperoleh dengan tidak dipelajari. Contohnya:
haus dan lapar.
2. Motif
Sekunder
Adalah motif yang timbulnya tidak
secara langsung berdasarkan proses kimiawi psikologik dan umumnya diperoleh
dari proses belajar baik melalui pengalaman maupun lingkungan. McClelland
mengemukakan bahwa motif sekunder disebut juga dengan motif sosial yang terdiri
dari:
a. Motif
berprestasi
b. Motif
berafiliasi
c. Motif
berkuasa
Macam-macam Motif Sosial
1. Motif
Tunggal/Motif Bergabung
Motif
kegiatan-kegiatan kita dapat merupakan motif tunggal atau motif
bergabung. Misalnya, mendengarkan Warta Berita RRI mungkin mempunyai
motif yang umum, mungkin juga bermotif lain, misalnya untuk mendengarkan berita
tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan di kantor kita.
Contoh
lain: apabila seseorang menjadi anggota suatu perkumpulan, maka motif-motifnya
biasanya bergabung. Ia mungkin ingin belajar sesuatu yang baru bersama-sama
dengan anggota perkumpulan tersebut; disamping itu mungkin ia ingin belajar
berorganisasi; mungkin juga ia ingin mengenal dari dekat anggota-anggota
kelompok; ia juga mungkin ingin memperluas relasi-relasinya guana kelancaran
pekerjaan kantornya, dll.
Dengan
demikian, orang yang bersangkutan mungkin mempunyai bermacam-macam motif yang
sekaligus bekerja di balik perbuatan menggabungkan diri dallam organisassi itu.
Untuk
memahami susunan motif yang mendorong seseorang manusia dewasa berbuat sesuatu
yang tidak kita mengerti seringkali tidak mudah. Dalam hal ini patutlah
dipahami lebih mendalam riwayat dan struktur kepribadiannya, perbuatan itu
sendiri, kondisi-kondisi di lingkungannya dimana perbuatan itu dilakukan, dan
saling berhubunganantara ketiga golongan faktor tersebut. Jelaslah bahwa
motif-motif manusia mempunyai peran-peran yang sangat besar dalam
kegiatan-kegiatannya, dan merupakan latar belakang tindak-tanduknya sehingga
merupakan pokok khusus dari ilmu pengetahuan sosiologi.
2. Motif
Biogenetis
Motif-motif
biogenetis merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan
organisme orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif biogenetis
ini bercorak universal dan kurang terikat dengan lingkungan kebudayaannya
tempat manusia itu kebetulan berada dan berkembang. Motif biogenetis ini adalah
assli di dalam diri orang dan berkembang dengan sendirinya.
Contoh
motif-motif biogenetis yang dipengaruhi oleh corak kebudayaan masyarakat
tertentu.
3. Motif
Sosiogenetis
Motif-motif
sosiogenetis adalah motif-motif yang dipelajari orang dan berasal dari
lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Motif
sosiogenetis tidak berkembang dengan sendirinya tetapi berdasarkan interaksi
sosial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang. Macam motif sosiogenetis
banyak sekali dan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan-perbedaan yang terdapat
di antara berbagai corak kebudayaan di dunia.
Beberapa
contoh: keinginan untuk mendengarkan musik Chopin atau musik legong bali,
keinginan untuk membaca sejarah Indonesia, keinginan untuk bermain sepakbola,
dan sebagiannya merupakan motif-motif sosiogenetis.
Banyak
motif orang dewasa merupakan motif-motif sosiogenetis walaupun terdapat pula
motif-motif biogenetis yang dipengaruhi oleh corak kebudayaan masyarakat
tertentu.
Contoh:
keinginan akan memakan fastfood, pecel, puding, coklat, dan es krim merupakan motif-motif
yang berdasarkan motif ”lapar” tetapi yang terjalin dengan keinginan-keinginan
yang coraknya sangat dipengaruhi lingkungan kebudayaan sekitar.
4. Motif
Teogenetis
Motif
teogenetis adalah motif yang berasal dari interaksi antara manusia dengan Tuhan seperti yang
terwujud dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya sehari-hari dimana ia berusaha
merealisasikan norma-norma agamanya. Sementara itu, manusia memerlukan interaksi
dengan tuhannya untuk dapat menyadari akan tugasnya sebagai manusia yang
berketuhanan di dalam masyarakat yang heterogen. Contoh motif teogenetis adalah
keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, keinginan untuk
merealisassikan morma-norma agamanya menurut petunjuk kitab suci, dll.
Menurut
McClelland manusia berinteraksi dengan dunia sosialnya dalam tiga bentuk motif
yaitu:
1) Motif
berprestasi dimana ciri-ciri dari tipe orang dengan motif sosial seperti ini
adalah:
·
Mempunyai keinginan
untuk berprestasi lebih baik (beranggapan bahwa berprestasi lebih baik
adalah suatu hal yang penting).
·
Menentukan sendiri
standard prestasinya dan berpatokan pada standard tersebut.
·
Berusaha melakukan
sesuatu dengan cara yang baru dan kreatif.
·
Mengambil resiko-resiko
yang wajar.
·
Berpikiran maju ke
depan (inovatif).
2) Motif
afiliasi, dimana ciri-ciri orang dengan tipe seperti ini adalah:
·
Senang berada di tengah
keramaian dan sangat menikmati persahabatan.
·
Senang bergaul dengan
orang lain, senang berbicara di telepon.
·
Lebih mementingkan
aspek-aspek interpersonal dari pekerjaannya daripada aspek-aspek yang
menyangkut tugas dalam pekerjaannya.
·
Berusaha mendapatkan
persetujuan orang lain.
·
Melakukan tugas lebih
baik saat bekerja dalam team.
·
Selalu memiliki
keinginan untuk mengadakan, memperbaiki atau memilihara hubungan yang erat,
hangat dan bersahabat dengan orang lain.
3) Motif
berkuasa, orang dengan tipe seperti ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Selalu ingin memiliki
pengaruh terhadap orang lain.
·
Aktif dalam menjalankan
kebijakan suatu organisasi yang diikuti.
·
Peka terhadap struktur
pengaruh interpersonal dari suatu kelompok atau organisasi.
·
Selalu risau dengan
reputasi, prestasi atau kedudukan orang lain.
·
Selalu berusaha membuat
orang lain terkesan.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Motif-Motif Sosial
Teevan
dan Smith mengemukakan ada empat sumber perkembangan motif sosial, yaitu:
1. Interaksi
ibu dan anak
2. Interaksi
anak dengan seluruh keluarga
3. Interaksi
anak dengan masyarakat luas
4. Pendidikan
formal
Berbeda
dengan La Vine (1977) ia mengatakan kebudayaan dalam masyarakat yang berupa
kebiasaan-kebiasaan akan mempengaruhi motif sosial. Sedangkan Murray (1964)
mengatakan bahwa motif sosial sangat dipengaruhi oleh cara-cara mengasuh anak.
Jadi, bila disimpulkan berdasarkan pendapat banyak ahli, faktor-faktor yang
mempengaruhi motif sosial meliputi cara-cara mengasuh anak (yang meliputi
interaksi antara ibu dengan anak, anak dengan keluarga, anak dengan masyarakat
luas, dan pendidikan formal) dan lingkungan kebudayaan.
Peran Motif
Sosial
Motif sosial berperan
penting dalam pembentukan sosial. Motif yang sama antara anggota kelompok
merupakan ciri utama yang membedakan interaksi sosial satu dengan interaksi sosial yang lainnya. Terbentuknya
kelompok sosial adalah karena bakal anggotanya berkumpul untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dengan kegiatan bersama lebih mudah dapat dicapai daripada atas
usaha diri sendiri. Jadi, dorongan atau motif bersama itu menjadi pengikat dan
sebab utama terbentuknya kelompok sosial itu. Tanpa motif yang sama antara
sejumlah individu itu sukar dapat dibayangkan bahwa akan terbentuk suatu
kelompok sosial yang khas.
Langganan:
Postingan (Atom)